Rabu, 29 Agustus 2012

Rayuan dari Kekasih, Siapakah yang Menanggapi?

Bahan Bacaan: Kidung Agung 2:1-17 (bahan bacaan GKP, Rabu 29 Agustus 2012)
STANZA PERTAMA
SOPRANO
8              Dengarlah! Kekasihku!
Lihatlah, ia datang,
melompat-lompat di atas gunung-gunung,
meloncat-loncat di atas bukit-bukit.
9              Kekasihku serupa kijang,
atau anak rusa.
Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita,
sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi.
10           Kekasihku mulai berbicara kepadaku:
STANZA KE DUA
TENOR
"Bangunlah manisku, jelitaku,
marilah!
11           Karena lihatlah, musim dingin telah lewat,
hujan telah berhenti
dan sudah lalu.
12           Di ladang telah nampak bunga-bunga,
tibalah musim memangkas;
bunyi tekukur terdengar di tanah kita.
13           Pohon ara mulai berbuah,
dan bunga pohon anggur semerbak baunya.
STANZA KE TIGA
Bangunlah, manisku, jelitaku,
marilah!
14           Merpatiku di celah-celah batu,
di persembunyian lereng-lereng gunung,
perlihatkanlah wajahmu,
perdengarkanlah suaramu!
Sebab merdu suaramu
dan elok wajahmu!"
STANZA KE EMPAT
CHORUS
15           Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu,
rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur,
kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!
STANZA KE LIMA
SOPRANO
16           Kekasihku kepunyaanku, dan aku kepunyaan dia
yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung.
17           Sebelum angin senja berembus
dan bayang-bayang menghilang,
kembalilah, kekasihku, berlakulah seperti kijang,
atau seperti anak rusa di atas gunung-gunung tanaman rempah-rempah!

Bagian yang menjadi inti pada ayat-ayat ini adalah ayat 10b-14. Ada undangan yang diucapkan oleh sang jejaka yang mengajak sang gadis untuk ikut bersamanya dan keluar untuk menemuinya. Sang gadis menyanyikan sebuah pembukaan dalam bagian yang dinyanyikannya (Ayat 8-10a)   dan menyimpulkan bagian ini dengan jawaban sang jejaka dengan kata-kata yang menguatkan dengan meyakinkan dia bahwa mereka berdua saling memiliki dan bahwa sang jejaka dapat mencintainya sampai fajar menjelang (ayat 16-17).
bagian Kidung Agung ini harus kita lihat sebagai rayuan sang jejaka dan tanggapan positif dari sang gadis. Kita tidak bisa mengartikan bagian ini sebagai percakan yang menjadi milik dari suami istri, bagian penyerahan jiwa raga (pernikahan) baru kita temukan pada pasal 4:16-5:1. Bagian ini menggambarkan pentingnya kata-kata dalam sebuah hubungan kasih antara seorang laki-laki dan perempuan. Bagi sang jejaka, dia harus mendapatkan perasaan dan kesetiaan sang gadis, dia harus menyentuh jiwa sang gadis dengan kata-katanya. Kidung Agung tidak hanya bercerita tentang seksualitas dan tubuh dari sang jejaka dan sang gadis, namun juga tentang kata-kata yang penuh kelembutan dan penuh perasaan. Usaha untuk menyentuh sang gadis dengan kata-kata dan bahwa sang gadis tidak mungkin dijangkau sang jejaka dengan sesuka hati adalah sebuah indikasi tentang satu konsep yang cukup mendominasi dalam Kitab Kidung Agung, yaitu konsep ke-perawanan. Dalam budaya Israel Kuno, seorang perawan tidak mungkin didekati oleh seorang jejaka dengan mudah. Sang jejaka harus berusaha meyakinkan sang gadis untuk membuka hatinya bagi sang jejaka dengan kata-kata rayuan cinta. Tanggapan sang gadis atas undangan sang jejaka dan ia yang balik mengundang sang jejaka menunjukan keinginan sang gadis pula untuk merespon sang jejaka. Sang jejaka telah membangkitkan rasa cinta yang saat itu telah matang dan ada di hati sang gadis. Namun harap di catat, bahwa ini baru sebuah undangan. Teksnya tidak menunjukan bahwa telah ada hubungan yang lebih jauh dari kata-kata.
Untuk lebih memahami Kidung Agung mungkin struktur Kiastik ini dapat membantu:
Judul (1:1)
A    1. Chorus dan Soprano: Pembukaan (1:2-4)
B      2. Soprano: Pendidikan bagi perawan 1 (1:5-6)
C          3. Soprano dan Chorus: menemukan sang kekasih (1:7-8)
D              4. Tenor, chorus dan Soprano: bagian pertama dari ungkapan kasih (1:9-2:7)
E                  5. Soprano dan tenor: ajakan untuk pergi (2:8-17)
F                      6. Tiga nyanyian malam pernikahan
Fa                         6a. soprano: kegalauan hati mempelai perempuan (3:1-5)
Fb                         6b. chorus: mempelai perempuan menemui mempelai laki-laki (3:6-11)
Fc                          6c. tenor: kecantikan mempelai perempuan (4:1-5)
G                        7. Soprano, tenor dan chorus: penyerahan jiwa raga (4:16-5:1)
F`                      8. Tiga nyanyian malam pernikahan
Fa`                        8a. soprano, tenor dan chorus: kepedihan mempelai perempuan (5:2-8)
Fb`                        8b. chorus dan soprano: mempelai perempuan menemukan kembali mempelai laki-laki (5:9-6:3)
Fc`                         8c. tenor dan chorus: kecantikan mempelai perempuan (6:4-10)
E`                         9. Soprano, chorus dan tenor: meninggalkan masa kanak-kanak (6:11-13)
D`                    10. Tenor dan soprano: bagian kedua dari ungkapan kasih (7:1-8:4)
C`                 11. Chorus dan soprano: merebut sang kekasih (8:5-7)
B`            12. Chorus dan soprano: pendidikan bagi perawan 2 (8:8-12)
A`     13. Tenor, chorus dan soprano: salam perpisahan (8:13-14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar