Selasa, 21 Agustus 2012

Ke-Maha Kuasa-an Allah

Ezra 1:1-2 (Bahan renungan GKP Rabu, 22 Agustus 2012)
1 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:
2  "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. 
Pengulangan Keputusan Cyrus pada akhir Kitab Tawarikh (36:22-23) dan pada awal Kitab Ezra (1:1-3) merupakan isu penting dalam perdebatan mengenai hubungan antara Kitab Tawarikh dan Kitab Ezra-Nehemia. Dari data yang sama dapat digunakan untuk argumen yang berlawanan: di satu sisi, pengulangan dipandang sebagai kesengajaan menulis ulang untuk melestarikan hubungan yang ada sebelum pada jaman yang kemudian Kitab Tawarikh dipisahkan dari Kitab Ezra; sedangkan pandangan yang lain menganggap pengulangan sengaja ditulis untuk menyatukan dua dokumen yang pada awalnya terpisah. Williamson[1] menganggap Kitab Tawarikh yang berakhir tiba-tiba dengan ויעל “biarlah ia berangkat pulang” sebagai sebuah akhir yang tidak wajar untuk Kitab Tawarikh. Sebenarnya bila Kitab Tawarikh berakhir pada pasal 36:21 justru bisa memberikan akhir yang memuaskan untuk kitab tersebut.
Penulis Alkitab, bagaimanapun, adalah tidak hanya berkaitan dengan fakta-fakta sejarah eksternal, namun yang lebih menarik bagi mereka adalah pemeliharaan dan tujuan ilahi dalam sejarah mereka. Dengan demikian penulis kitab ini melihat dengan mata iman ketika ia Koresh  mengeluarkan perintah tersebut.  Ini sesuai dengan nubuatan Yeremia dalam Yeremia 25:11-12 “Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.  Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim, dengan membuatnya menjadi tempat-tempat yang tandus untuk selama-lamanya.” Dan Yeremia 29:10 “Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.” Namun kalau kita melihat dalam konteks waktu peristiwa terjadinya, mungkin yang lebih tepat adalah nubuatan Yesaya yang mengatakan bahwa Allah akan menggerakan roh Koresh yang akan memanggil kembali orang Israel dan memerintahkan untuk pembangunan Bait Allah. Misalkan dalam Yesaya 41:2 “Siapakah yang menggerakkan dia dari timur, menggerakkan dia yang mendapat kemenangan di setiap langkahnya, yang menaklukkan bangsa-bangsa ke depannya dan menurunkan raja-raja? Pedangnya membuat mereka seperti debu dan panahnya membuat mereka seperti jerami yang tertiup.”, Yesaya 41:25 “Aku telah menggerakkan seorang dari utara dan ia telah datang, dari sebelah matahari terbit Aku telah memanggil dia dengan namanya. Seperti tukang periuk menginjak-injak tanah liat, demikian dia akan menginjak-injak penguasa-penguasa seperti lumpur.”, Yesaya 44:28 “Akulah yang berkata tentang Koresh: Dia gembala-Ku; segala kehendak-Ku akan digenapinya dengan mengatakan tentang Yerusalem: Baiklah ia dibangun! dan tentang Bait Suci: Baiklah diletakkan dasarnya!”, Yesaya 45:1 “Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup:”, dan nubuatan yang paling mengejutkan dalam Yesaya 45:13 “Akulah yang menggerakkan Koresh untuk maksud penyelamatan, dan Aku akan meratakan segala jalannya; dialah yang akan membangun kota-Ku dan yang akan melepaskan orang-orang-Ku yang ada dalam pembuangan, tanpa bayaran dan tanpa suap," firman TUHAN semesta alam.”
Dalam perspektif iman, tujuan Allah dalam membangkitkan Koresh untuk menghancurkan Babel adalah untuk memastikan bahwa bait suci di Yerusalem bisa dibangun kembali dan orang-orang buangan dapat kembali ke tanah air mereka. Dengan cara ini penulis kitab ini menganggap seluruh kemenangan Koresh adalah bagian dari kehendak Allah bagi umat-Nya yang saat itu ada di pembuangan
Di luar Alkitab, sebutan Raja Persia untuk Koresh tidak ditemukan. Yang juga jadi pertanyaan adalah bagaimana Koresh mengenal nama Allah sebagai “TUHAN (YAHWEH) Allah semesta langit”. Namun memang ada kebijakan dari Raja-Raja Akememit untuk menggunakan nama-nama Dewa yang dikenal oleh daerah jajahannya, namun bukan berarti mereka percaya dan menjadi penganut kepercayaan dari agama-agama tersebut.  
Hal yang menarik adalah bahwa Bait Allah, baik yang pertama ketika dibangun oleh Raja Salomo dan yang kedua dalam peristiwa pembangunan kembali ini, semuanya dibangun sebagian dengan dana yang disediakan dari negara-negara lain yang tidak percaya Allah. Perintah Koresh untuk membangun kembali Bait Allah mencakup tidak hanya kembalinya alat yang diambil dari Bait Allah oleh tentara Nebukadnezar, tetapi juga dana dari kas negara Persia (Ezra 6:4-5; cf Yes 44:28;. 45 : 13). Ada sebuah Keluaran yang baru saat ini. Bukan dengan Allah yang memaksa seorang Firaun yang enggan, tetapi karena Allah menggerakan hati seorang raja Persia. Umat Allah sekali lagi akan bebas dan membangun Bait Allah yang kudus. Amsal 21:1 “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini.” Kita menemukan bahwa Allah kita adalah Allah yang berkuasa.
Yeremia 32:27 “Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk-Ku? Allah yang bersabda maka segala sesuatu menjadi ada adalah penolong kita. Firman yang terus-menerus menopang semua yang ada, untuk menjaga partikel atom yang membentuk diri kita kacau balau dan berlarian kesana kemari, itu hidup di dalam diri kita. Roh yang melayang di atas permukaan samudra raya sebelum molekul pertama terbentuk adalah pemandu kita.
Tidak ada masalah yang kita hadapi melebihi kemampuan Allah Tritunggal untuk mengatasinya. Tidak ada yang terlalu sulit bagi-Nya. Dalam saat-saat kelemahan kita, jangan memaksakan diri untuk mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri. Serahkan diri kepada-Nya, akui ketergantungan total kita kepada kasih karunia-Nya yang penuh kasih dan kemudian sabar menunggu Dia untuk campur tangan dalam hidup kita.
Kekuasaan-Nya mampu mengubah hati orang-orang yang menentang kita, mengubah keadaan yang kita hadapi atau membuat roh jahat untuk melarikan diri. Tidak ada yang begitu besar sehingga Cinta Ilahi belum kalahkan itu demi kita. Jangan resah atas kesulitan kita. Tujuan akhir dari segala sesuatu dalam hidup kita adalah kebaikan, karena kebaikan adalah jalan ilahi yang kita jalani dan tujuan akhir yang akan kita capai.


[1] Dalam H. G. M. Williamson, Israel in the Books of Chronicles (London: Cambridge UP, 1977) or Interpretation: A Bible Commentary for Teaching and PreachingDillard, R. B. (2002). Vol. 15: Word Biblical Commentary  : 2 Chronicles. Word Biblical Commentary. Dallas: Word, Incorporated, h. 9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar