Jumat, 31 Agustus 2012

Manusia Rohani

Bahan Bacaan: Yohanes 3:1-21
Mungkin kita sering mendengar pandangan yang mengatakan bahwa orang Kristen hanyalah orang berdosa yang oleh karena kasih karunia Yesus menjadi selamat. Kesalah pahaman ini menimbulkan kerancuan dan keraguan mengenai identitas kita yang sebenarnya. Kalau kita tidak terlampau berbeda dengan orang lain, lalu mengapa kita selamat? Kalau kita ini orang berdosa, apa yang kita harapkan dalam perbuatan kita? Dosa! Berbuat dosa adalah perbuatan normal bagi orang berdosa.  Berusaha terus menerus berperilaku dengan sebuah cara yang tidak alami akan melelahkan orang. Itulah sebabnya kita harus mengetahui siapa kita.
Untuk mengerti keslamatan dengan tepat, kita harus tahu terlebih dahulu akan kebutuhan kita akan keslamatan. Kadangkala kita berfikir keslamatan yang kita butuhkan adalah pengampunan dari kesalahan kita. Keslamatan yang kita butuhkan bukanlah pengampunan. Kita perlu mengerti karya yang Yesus lakukan untuk mengerti keslamatan macam apa yang kita butuhkan. Dalam karya Yesus Kristus kita menemukan kuasa dalam kebangkitanNya dan kemampuan Allah untuk mengubah kita oleh kuasa itu. Kita mati bagi realita, oleh pekerjaanNya yang sudah selesai dan kita perlu percaya pada apa yang telah Ia selesaikan.
Bagi orang berdosa, apa yang mungkin orang berdosa butuhkan? Kita mungkin akan berkata kita butuh pengampunan dari dosa-dosa yang telah dilakukan. Apakah pengampunan yang diberikan akan menyelesaikan masalah? Seumpama kertas yang kotor dan setelah itu di tip-ex, dibuat menjadi putih lagi, apakah masalahnya akan selesai di sana? Masalahnya adalah yang pertama kertas itu akan menjadi kotor lagi oleh kotoran yang baru lagi. Kita membutuhkan pengampunan dari dosa yang terus menerus. Dan itulah yang dilakukan oleh hukum taurat. Ia memberikan penyelesaian jenis tip-ex, membersihkan kesalahan yang telah dilakukan, yang memungkinkan atau bahkan pasti akan dikotori lagi. Permasalahan yang ke dua dan yang lebih besar adalah penyelesaian dengan cara ini tidak bisa menyelesaikan masalah yang ke dua dari dosa yaitu upahnya, konsekuensinya. Upah dosa adalah maut. Dosa yang dimaafkan tidak menyelesaikan masalah upahnya. Seperti orang yang meskipun dilarang orangtuanya untuk makan namun tetap sering melanggar, maka upah dari makan berlebihan yaitu obesitas tetap muncul pada diri sang anak. Sang anak akan tetap mengalami obesitas meskipun misalkan ia datang kepada orangtuanya meminta maaf telah melanggar larangan orangtuanya. Ia telah mendapat pengampunan dari orangtuanya atas kesalahannya, namun efek dari pelanggaran itu masih melekat pada dirinya. Upah dosa masih melekat pada manusia yang melakukannya. Maut masih akan terjadi pada manusia.
Apa yang dibutuhkan olah orang yang mati? Apa yang dibutuhkan oleh jasad yang ada di dalam liang kubur? Hanya ada satu jawaban, kehidupan! “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:16-18).
Dalam proses menghidupkan kita Allah membuat “kita” yang sama sekali baru. Bukan diubah penampakannya saja tetapi seumpama bayi yang dilahirkan. Dilahirkan ulang. Diri kita yang lama mati dan kehidupan yang baru dikaruniakan kepada kita. “Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” (Yohanes 3:5-8).
Allah mengambil manusia lama kita, si pendosa, yang barasal dari daging, keturunan Adam, menyalibkannya bersama Kristus, mematikannya sekali untuk selamanya. Bersama kebangkitan Kristus, membangkitkan kita, menciptakan kita yang baru, si orang kudus, manusia rohani, anak-anak Allah. Kelahiran baru inilah yang memberikan identitas yang baru bagi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar